Masa Pemerintahan Maulana Yusuf
Masa Pemerintahan Maulana Yusuf (1570-1580)
Maulana Yusuf, adalah putra pertama dari pasangan Maulana Hasanuddin dengan Ratu Ayu Kirana. Maulana Yusuf merupakan cucu pertama dari Sunan Gunung Jati yaitu, Syarif Hidayatullah. Beliau lahir pada tahun 1553, Maulana Yusuf juga memiliki saudara kandung perempuan bernama Ratu Pembayun. Beliau memimpin Banten menggantikan ayahnya saat umur 22 tahun. Pada awal pemerintahannya, beliau melanjutkan ekspansi atau perluasan wilayah ayahnya beliau berhasil menaklukan Pajajaran sampai bekas-bekas keratonnya tidak tersisa. Beliau juga melalukan menitik beratkan pemerintahannya pada pembangunan dan pengembangan kota, perdagangan dan pertanian, serta keamanan kota. Pada masa Maulana Yusuf, Kesultanan Banten mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Dalam pembangunan dan pengembangan kota, pada tahun 1578 Maulana Yusuf akan membangun sawah percobaan yang disebut “tandur” di serang dan mengarah ke pembangunan irigasi pada tahun 1831 oleh Adipati Jaya Kusumaningrat dan di jadikan sebagai ibu kota Serang. Dari pembangunan sawah, hasil percobaan tersebut tidak sia-sia, setelah sukses Maulana Yusuf memperluas wilayah pertanian yang dimulai dari serang hingga daerah Tirtayasa Pandegelang hingga ke Cikarang dan Karawang . Dibidang pertanian, Maulana Yusuf berkeinginan untuk mendorong seluruh rakyatya untuk membuka daerah-daerah baru bagi persawahan, sehingga sawah di Banten bertambah luas sampai melewati daerah Serang sekarang. Dan beliau juga membangun teluk serta sistem irigasi untuk mengaliri air untuk kebutuhan penduduk disekitar keraton, dalam sistem irigasi hanya untuk mengaliri ke sawah dan ladang. Karena di masa itu lah tidak ada yang kekurangan air.
Pada Masa Pemerintahan Maulana Yusuf, di bidang perdagangannya sudah demikian maju pesat, sehingga sudah dikatakan bahwa di Banten itu merupakan tempat penimbunan bahan dari segala penjuru dunia seperti Cina, Gujarat, India, dan Arab yang kemudian disebar ke seluruh kerajaan di berbagai pelosok Nusantara. Dalam perluasan wilayah beliau sangat giat, buktinya beliau berhasil mengambil alih Kerajaan Pajajaran yang saat itu sangat sulit ditaklukan. Beliau juga melakukan pendalaman ke Kerajaan Sunda,dia berhasil menduduki Kerajaan Banten dan akhirnya benar-benar runtuh.
Maulana Yusuf juga menetapkan batas-batas wilayah kekuasaan antara Banten dengan Cilegon, yaitu sungai Citarum dari muara sampai ke daerah pendalamannya (Cianjur sekarang). Keamanan wilayah karena pada awal Maulana Yusuf mulai ramai didatangi oleh penduduk datangan karena inilah, perkampungan untuk pendatang asing biasanya ditempatkan di luar tembok kota. Pengelompokan pemukiman ini tidak saja dimaksudkan untuk kerapihan dan keserasian kota tetapi yang lebih penting adalah untuk keamanan. Setiap kampung secara bersama-sama dapat segera mencegah pencurian, perampokan dan kebakaran yang sering terjadi. Yang akhirnya, ini pun pula dapat merupakan upaya penyebaran dan perluasan kota tersebut. Masa akhir pemerintahan Maulana Yusuf tahun 1579 beliau menaklukkan kerajaan Pajajaran hingga akhirnya beliau mengalami sakit sampai pada tahun 1580 beliau menghembuskan nafas terakhir, karena sakit yang dideritanya. Beliau saat berada di goa Panemabahan Pekalangan Gede Pasarean Tamalate, dekat kota Makassar, Sulawesi Selatan. Jenazahnya baru dimakamkan di seberang Kampung Kasunyatan, Kasemen, Banten.
Peninggalannya antara lain:
1. Benteng Surosowan
Dalam pembangunan dan pengembangan kota, pada tahun 1578 Maulana Yusuf akan membangun sawah percobaan yang disebut “tandur” di serang dan mengarah ke pembangunan irigasi pada tahun 1831 oleh Adipati Jaya Kusumaningrat dan di jadikan sebagai ibu kota Serang. Dari pembangunan sawah, hasil percobaan tersebut tidak sia-sia, setelah sukses Maulana Yusuf memperluas wilayah pertanian yang dimulai dari serang hingga daerah Tirtayasa Pandegelang hingga ke Cikarang dan Karawang . Dibidang pertanian, Maulana Yusuf berkeinginan untuk mendorong seluruh rakyatya untuk membuka daerah-daerah baru bagi persawahan, sehingga sawah di Banten bertambah luas sampai melewati daerah Serang sekarang. Dan beliau juga membangun teluk serta sistem irigasi untuk mengaliri air untuk kebutuhan penduduk disekitar keraton, dalam sistem irigasi hanya untuk mengaliri ke sawah dan ladang. Karena di masa itu lah tidak ada yang kekurangan air.
Pada Masa Pemerintahan Maulana Yusuf, di bidang perdagangannya sudah demikian maju pesat, sehingga sudah dikatakan bahwa di Banten itu merupakan tempat penimbunan bahan dari segala penjuru dunia seperti Cina, Gujarat, India, dan Arab yang kemudian disebar ke seluruh kerajaan di berbagai pelosok Nusantara. Dalam perluasan wilayah beliau sangat giat, buktinya beliau berhasil mengambil alih Kerajaan Pajajaran yang saat itu sangat sulit ditaklukan. Beliau juga melakukan pendalaman ke Kerajaan Sunda,dia berhasil menduduki Kerajaan Banten dan akhirnya benar-benar runtuh.
Maulana Yusuf juga menetapkan batas-batas wilayah kekuasaan antara Banten dengan Cilegon, yaitu sungai Citarum dari muara sampai ke daerah pendalamannya (Cianjur sekarang). Keamanan wilayah karena pada awal Maulana Yusuf mulai ramai didatangi oleh penduduk datangan karena inilah, perkampungan untuk pendatang asing biasanya ditempatkan di luar tembok kota. Pengelompokan pemukiman ini tidak saja dimaksudkan untuk kerapihan dan keserasian kota tetapi yang lebih penting adalah untuk keamanan. Setiap kampung secara bersama-sama dapat segera mencegah pencurian, perampokan dan kebakaran yang sering terjadi. Yang akhirnya, ini pun pula dapat merupakan upaya penyebaran dan perluasan kota tersebut. Masa akhir pemerintahan Maulana Yusuf tahun 1579 beliau menaklukkan kerajaan Pajajaran hingga akhirnya beliau mengalami sakit sampai pada tahun 1580 beliau menghembuskan nafas terakhir, karena sakit yang dideritanya. Beliau saat berada di goa Panemabahan Pekalangan Gede Pasarean Tamalate, dekat kota Makassar, Sulawesi Selatan. Jenazahnya baru dimakamkan di seberang Kampung Kasunyatan, Kasemen, Banten.
Peninggalannya antara lain:
1. Benteng Surosowan
Wow tempat nya keren��
BalasHapus