Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Bendungan Pintu Air 10 Cisadane

Gambar
Bagi kalian yang tinggal di Kota Tangerang pasti sudah familiar dengan bendungan ini. Tapi apa kalian sudah sepenuhnya mengetahui tentang bendungan ini? Disini saya akan membahas tentang bendungan pintu air 10 atau yang biasa disebut dengan bendungan Cisadane.  Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane ( Bendungan pintu sepuluh) terletak di jalan K.S Tubun  Kelurahan Kong Jaya, Kecamatan Karawaci Kota Tangerang. Letak geografis bendungan berada di 106° 37’ 42.2” BT dan 06° 09’ 34.6” LS. Bendungan ini terletak di kawasan Tangerang, bendungan pintu sepuluh ini berada disebelah kanan jalan saat menuju ke pintu seribu yang jaraknya sekitar 3,2 Km kearah Barat Daya tepatnya di tengah-tengah sungai Cisadane. Lengkap yaw. Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane ini dilengkapi 10 pintu gerak yang lebarnya masing-masing 10 meter persegi. Panjang tubuh bendungan 125 meter dengan kontruksi beton bertulang. Mesin penggerak pintu terdapat 5 buah yang setiap unitnya menggerakkan 2 bua

Masa Pemerintahan Maulana Yusuf

Gambar
Masa Pemerintahan Maulana Yusuf (1570-1580)   Maulana Yusuf, adalah putra pertama dari pasangan Maulana Hasanuddin dengan Ratu Ayu Kirana. Maulana Yusuf merupakan cucu pertama dari Sunan Gunung Jati yaitu, Syarif Hidayatullah.  Beliau lahir pada tahun 1553, Maulana Yusuf juga memiliki saudara kandung perempuan bernama Ratu Pembayun. Beliau memimpin Banten menggantikan ayahnya saat umur 22 tahun.  Pada awal pemerintahannya, beliau melanjutkan ekspansi atau perluasan wilayah ayahnya beliau berhasil menaklukan Pajajaran sampai bekas-bekas keratonnya tidak tersisa. Beliau juga melalukan menitik beratkan pemerintahannya pada pembangunan dan pengembangan kota, perdagangan dan pertanian, serta keamanan kota. Pada masa Maulana Yusuf, Kesultanan Banten mengalami kemajuan yang sangat pesat.   Dalam pembangunan dan pengembangan kota, pada tahun 1578 Maulana Yusuf akan membangun sawah percobaan yang disebut “tandur” di serang dan mengarah ke pembangunan irigasi pada tahun 1831 oleh Adipati Ja